Senin, 18 Februari 2013

Wilayah Indonesia

1. Kenampakan Alam Wilayah Daratan


Wilayah daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air dan berbentuk padat. Kenampakan alam yang termasuk wilayah daratan adalah sebagai berikut:
a. Dataran rendah
Dataran rendah adalah wilayah datar yang memiliki ketinggian 0 – 200 m di atas permukaan laut. Pada peta, dataran rendah biasanya digambarkan dengan warna hijau. Dataran rendah banyak dimanfaatkan untuk pemukiman, industri dan pertanian. Ibu kota propinsi di Indonesia hampir semuanya berada di dataran rendah dan dekat dengan laut. Seperti kota Jakarta, Surabaya dan Pontianak. Tanaman yang cocok di dataran rendah adalah padi, palawija dan tebu.
b. Dataran tinggi
Dataran Tinggi adalah wilayah daratan luas yang terletak pada ketinggian di atas 200 meter dari permukaan air laut. Dataran tinggi disebut juga plateau atau plato. Pada peta, dataran tinggi biasanya digambarkan dengan warna coklat. Contoh dataran tinggi di Indonesia adalah Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah), Dataran Tinggi Alas (Aceh), Dataran Tinggi Bone (Sulawesi Selatan). Dataran tinggi sangat cocok untuk kegiatan wisata dan perkebunan. Tanaman yang cocok untuk perkebunan antara lain teh, cengkeh, kopi, sayuran dan buah-buahan. Dapatkah kamu menyebutkan contoh sayuran dan buah-buahan dari dataran tinggi?
c. Pantai
Pantai adalah wilayah perbatasan antara daratan dan laut. Pantai ada yang landai ada yang terjal. Pantai banyak yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Contohnya adalah Pantai Carita (Banten), Pantai Senggigi (NTB), Pantai Ancol (DKI Jakarta), dan Pantai Kasih (Aceh). Selain sebagai tempat wisata, pantai juga dapat dimanfaatkan untuk tempat pelelangan ikan dan pembuatan garam.
d. Gunung
Gunung adalah bagian bumi yang menonjol tinggi dengan ketinggian puncaknya di atas 600 m. Gunung dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Gunung berapi, Gunung berapi merupakan gunung yang masih aktif dan sewaktu-waktu dapat meletus. Contoh gunung berapi adalah Gunung Merapi (Jawa Tengah), Gunung Tangkuban Perahu (Jawa Barat), Gunung Agung dan Gunung Batur (Bali), Gunung Kerinci (Nusa Tenggara Barat)
2) Gunung tidak berapi, Gunung tidak berapi merupakan gunung yang sudah tidak aktif lagi. Gunung tidak berapi sangat kecil kemungkinan untuk meletus. Gunung tidak berapi sering juga disebut gunung mati. Contoh gunung tidak berapi adalah Gunung Muria (Jawa Tengah), Gunung Tambora (NTB), dan Gunung Melawan (Kalimantan Tengah). Gunung terdiri dari tiga bagian. Yaitu puncak, lereng dan kaki gunung. Tanah yang berada di sekitar gunung sangat subur. Mengapa bisa demikian? Karena mengandung fosfor dan silika yang berasal dari letusan gunung. Hal ini menyebabkan lereng dan kaki gunung banyak ditumbuhi pohon-pohon lebat dan cocok untuk kegiatan perkebunan.


e. Pegunungan
Pegunungan adalah rangkaian gunung yang sambung menyambung satu sama lain. Pegunungan juga sering dimanfaatkan untuk tempat wisata. Selain karena udaranya yang sejuk juga karena pemandangan di pegunungan sangat indah. Contoh pegunungan di Indonesia adalah Pegunungan Kendeng (Jawa Tengah), Pe-gunungan Sibolangit (Aceh), Pegunungan Bukit Barisan (Bengkulu-Jambi), dan Pegunungan Jayawijaya (Papua).
f. Tanjung
Tanjung merupakan daratan yang menjorok ke laut. Tanjung kadang disebut dengan istilah Ujung. Tanjung yang luas disebut semenanjung. Tanjung banyak dimanfaatkan untuk membangun pelabuhan. Contoh tanjung di Indonesia adalah Tanjung Perak (Surabaya-Jatim), Tanjung Priok (DKI Jakarta), Tanjung Batu (Kalimantan Timur) dan Ujung Kulon (Jawa Barat).
g. Delta
Delta adalah daratan yang berada di tengah sungai. Biasanya di muara sungai. Muara sungai merupakan pertemuan antara air sungai dan air laut. Contoh dari delta adalah Delta Sungai Bengawan Solo yang bermuara di Laut Jawa, dan Delta Sungai Mahakam di Kalimantan yang bermuara di Selat Makasar.






Wilayah Laut Indonesia






Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982. Wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam, yaitu :

















a. Zona Laut Teritorial


Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau terluar. Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah permukaan laut. Deklarasi Djuanda kemudian diperkuat/diubah menjadi Undang-Undang No.4 Prp. 1960.


b. Zona Landas Kontinen


Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia. Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai. Pengumuman tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari 1969.


c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif antara dua negara yang bertetangga saling tumpang tindih, maka ditetapkan garis-garis yang menghubungkan titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai batasnya. Pengumuman tetang zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia tanggal 21 Maret 1980. Melalui Konfrensi PBB tentang Hukum Laut Internasional ke- 3 tahun 1982, pokok-pokok negara kepulauan berdasarkan Archipelago Concept negara Indonesia diakui dan dicantumkan dalam UNCLOS 1982 (United Nation Convention on the Law of the Sea) atau konvensi PBB tentang Hukum Laut. Indonesia meratifikasi Unclos 1982 melalui UU No.17 th.1985 dan sejak 16 Nopember 1993 Unclos 1982 telah diratifikasi oleh 60 negara sehingga menjadi hukum positif (hukum yang sedang berlaku di masing-masing negara). Berlakunya UNCLOS 1982 berpengaruh dalam upaya pemanfaatan laut bagi kepentingan kesejahteraan seperti bertambah luas ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dan Landas Kontinen Indonesia. Perjuangan tentang kewilayahan dilanjutkan untuk menegakkan kedaulatan dirgantara yakni wilayah Indonesia secara vertikal terutama dalam memanfaatkan wilayah Geo Stationery Orbit (GSO) untuk kepentingan ekonomi dan pertahanan keamanan.





Kota (wilayah administratif)


Dalam administrasi negara Indonesia, Kota adalah satuan administrasi negara otonom di bawah provinsi dan di atas kecamatan, selain kabupaten, yang memiliki ciri fisik sebagai suatu perkotaan. Penulisannya selalu dengan huruf besar dan sebaiknya disertai dengan nama penjelas yang mendampinginya (seperti "Kota Semarang") karena Kota adalah suatu nama diri. Pendirian unit ini didasari oleh UU no 22 tentang Pemerintahan Daerah tahun 1999. Satuan administrasi ini sebelumnya dikenal sebagai "Kotamadya".


Kota dipimpin oleh seorang wali kota yang didampingi wakil wali kota. Keduanya dipilih secara bersama secara langsung oleh warga Kota tersebut.


Kota, di Indonesia, adalah pembagian wilayah administratif setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang wali kota. Dalam konteks Indonesia istilah ini digunakan untuk membedakan dengan kota yang secara administratif di bawah sebuahkabupaten. Kota berkedudukan sejajar dengan kabupaten dan kedudukan wali kotanya sejajar dengan bupati.














Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional


Di Indonesia, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruangwilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang.


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional merupakan:


· pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;


· penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;


· pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional;


· mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor;


· penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;


· penataan ruang kawasan strategis nasional;


· penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.





[sunting]Kota sebagai unit administrasi


Dalam konteks administrasi pemerintahan di Indonesia, kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang wali kota. Selain kota, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah kabupaten. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau wali kota tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri.


Dahulu di Indonesia, istilah kota dikenal dengan Daerah Tingkat II Kotamadya. Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, istilah Daerah Tingkat II Kotamadya pun diganti dengankota saja. Istilah "Kota" di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga dengan banda.


































Persebaranflora dan fauna di wilayah Indonesia






Di wilayah Indonesia tumbuh ribuan jenis pohon (flora) dan hidup bermacam-macam hewan atau binatang (fauna). Flora dan fauna Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu flora dan fauna asiatis, peralihan (asli), dan australis. Flora dan fauna asiatis ditemukan di Indonesia bagian barat. Flora dan fauna australis ditemukan di Indonesia bagian timur. Flora dan fauna di Indonesia bagian tengah merupakan flora dan fauna asli Indonesia. Pembagian ini didasarkan hasil penelitian penelitian Alfred Russel Walace dan Max Wilhelm Carl Weber.


a. Pesebaran flora di Indonesia Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku-pakuan, dan 5.000 jenis anggrek.


1. Flora Indonesia barat


Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia. Jenis-jenis tumbuhan yang ada di Indonesia bagian barat sebagai berikut : pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia jati meranti, mahoni, beringin, pinang, bunga anggrek, dan bugenvil ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan rotan markisa, rambutan, duku, durian, manggis, kemenyan, salak, bambu, karet, kelapa sawit, dan rotan nangka, tumbuhan jamu, jarak, kina, jambu, durian, salak, dan cempedak langsat, rambutan, dan durian


2. Flora Indonesia tengah


Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan. Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah. Jenis tumbuhtumbuhan atau flora Indonesia tengah adalah sebagai berikut :eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis bunga anggrek jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis bunga anggrek sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan anggrek
markisa, jati, dan rotan lada, sorgum, cokelat, cengkeh, salak, dan jeruk bali sagu, gandaria, kayu putih




3. Flora Indonesia timur


Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.


b. Pesebaran fauna di Indonesia


Hewan yang hidup di wilayah Indonesia termasuk hewan asiatis (Indonesia Barat), australis (Indonesia Timur), hewan yang memiliki sifat campuran, dan hewan asli Indonesia. Beberapa hewan yang terdapat di Indonesia termasuk hewan langka sehingga perlu dilindungi


1. Fauna Indonesia barat


Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Macam-macam fauna Indonesia barat sebagai berikut


:


2. Fauna Indonesia tengah


Fauna yang terdapat di Indonesia tengah adalah jenis fauna peralihan antara fauna asiatis dan fauna australis. Selain itu juga terdapat fauna asli Indonesia. Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat di pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna Indonesia tengah sebagai berikut.





3. Fauna Indonesia timur


Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia timur bercorak australis. Berikut ini fauna Indonesia timur.












Jumat, 01 Februari 2013

Puti Buana Sudirman








Athifa dan Zaki

Athifa dan Zaki

Abiyu Rahman Zaki

Abiyu Rahman Zaki

Raudhatul Faizah

ilham tkj

Idiom dan Pribahasa

1. IDIOM
Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Berikut ini adalah beberapa contoh idiom dengan artinya :

- cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah

- kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
- jago merah = api dalam kebakaran
- kupu-kupu malam = wanita penghibur atau pelacur komersial
- ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
- hidung belang = pria yang merupakan pelanggan psk atau pekerja seks komersil
- tinggi hati : ‘sombong’
- ringan kepala : ‘mudah belajar’
- darah daging : ‘anak kandung’
- dingin hati : ‘tidak bersemangat
- uang panas : ‘uang tidak halal’
- panas rezeki : ‘sukar mencari rezeki’

Jadi Idiom (Ungkapan) adalah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.


Idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah dengan kata-kata tugas yang lain.


1.1 Idiom dengan Bagian Tubuh


hati kecil
= maksud yang sebenarnya
kecil hati = agak marah; penakut
besar hati = a) sombong; b) bangga
hati terbuka = senang hati
berat hati = kurang suka melakukan
lapang hati = sabar
tinggi hati = sombong
setengah hati = segan-segan
berkeras hati = a) menurut kemauannya sendiri; b) tidak mau mundur
jatuh hati = menjadi cinta
mendua hati = bimbang
sampai hati = tega
berhati jantung = berperasaan halis
berhati batu = tidak menaruh belas kasihan
berhati tungau = penakut
mengandung hati = a) menaruh dendam; b) merasa cinta

darah daging
= anak kandung; keluarga
mendarah daging = sudah menjadi kebiasaan
darah panas = pemarah
darah putih = keturunan bangsawan
mengisap darah = terlalu banyak mengambil dari orang lain
mandi darah = berperang hebat sekali sehingga banyak yang luka atau mati
naik darah = marah
tumpah darah = tanah air

kepala angin = bodoh

kepala batu = tidak mau menurut perintah orang lain
berat kepala = tidak mudah mengerti
kepala dingin = tenang dan sabar
ringan kepala = mudah belajar
kepala udang = bodoh sekali
tergadai kepala = malu sekali
orang berkepala dua = memihak ke sana ke sini

muka masam
= rupa muka yang menyatakan perasaan kecewa
tebal muka = tak mempunyai rasa malu
kehilangan muka = mendapat malu
mencari muka = berbuat sesuatu agar dipuji orang
tarik muka dua belas = sangat kecewa
tatap muka (bersemuka) = berhadapan muka

melihat dengan mata kepala
= secara langsung
memasang mata = melihat baik-baik
membuang mata = melihat-lihat
terbuka matanya = mulai tahu/mengerti
mata telinga = kaki tangan
mata hati = perasaan dalam hati

mulut manis
= lemah lembut dan sangat menarik hati tutur katanya
berat mulut = tak suka berbicara
besar mulut = suka membual/menyombong
buah mulut = sebut-sebutan; yang selalu dipercakapkan orang
gatal mulut = selalu hendak berkata-kata apa saja
panjang mulut = suka menyampaikan perkataan orang kepada orang lain dan
ditambah-tambah
ringan mulut = suka berbicara/bertanya
tutup mulut = diam
cepat mulut = lancang
perang mulut = berbantah
keras mulut = tidak mudah menurut (tentang kuda)

berat bibir
= tidak peramah; pendiam
tipis bibir = pandai benar berkata-kata; cerewet
menghapus bibir = kecewa; tak berhasil
buah bibir = yang selalu menjadi pembicaraan orang
panjang bibir = suka menyampaikan perkataan orang (mengadu)

lidah api
= ujung nyala api
keras lidah = tak pandai melafalkan kata-kata asing
lidah bercabang = perkataannya selalu berubah-ubah
pahit lidah = apa yang dikatakan selalu terbukti manjur
panjang lidah = suka mengadu
patah lidah = a) tidak betul mengucapkan kata-kata; pelat/tidak pandai berkata-kata/terdiam (tak dapat menjawab/berkata-kata lagi)
ringan lidah = lancar dan fasih tutur katanya
cepat lidah = lancang mulut; suka mengeluarkan kata-kata yang kurang baik
mengerat lidah = memenggal/menyela kata orang
tergelincir lidah = salah mengatakan
tergigit lidah =a) tidak mempunyai rasa malu/tak berani berkata/terus terang karena sudah berhutang budi
terkalang lidah = tak berani membantah/menjawab
berlidah dua = tidak teguh pendirian; mudah berpihak pada orang lain

tebal telinga
= tak mau mendengarkan kata orang
tipis telinga = lekas marah kalau mendengar kata yang kurang baik
memberi telinga = suka mendengarkannya
terangin-angin ke telinga = kedengaran tentang desas-desus
memasang telinga = mendengar-dengarkan kabar

Alas perut
= sarapan
duduk perut = mengandung
membawa perut= datang ke rumah orang untuk makan
buruk perut = mudah kena penyakit
buta perut = asal makan saja; tak peduli rasa makanan

tangan besi
= tindakan/kekuasaan keras
tangan kanan = pembantu yang utama
tangan dingin = segala yang ditanam, diobati, dan sebagainya selalu berhasil
tangan baik = selalu menang dalam berjudi
tangan turun = selalu kalah dalam berjudi
berat tangan = malas bekerja
buah tangan = barang yang dibawa dari bepergian
hampa tangan = tidak membawa/mendapat apa-apa
makan tangan = kena tinju; beruntung
ringan tangan = suka bekerja
turun tangan = turut campur tangan
berpangku tangan = tidak bekerja apa-apa

kaki lima
= lantai di muka pintu/di tepi jalan
kaki seribu = berlari ketakutan
kaki telanjang = tidak bersepatu
kaki tangan = pembantu; orang kepercayaan
cepat kaki, ringan tangan = suka membantu

bertukar bulu
= bertukar pendapat
tidak memandang bulu = tidak memilih-milih kedudukan seseorang
memperlihatkan bulunya = memperlihatkan keadaan yang sebenarnya
berbulu mata melihat = merasa benci sekali
berbulu hatinya = suka mendengki

2. PERIBAHASA

Peri bahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah beberapa contoh peribahasa dengan artinya :

Peribahasa


Peribahasa adalah bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya.


2.1 Pepatah

Pepatah ialah sejenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua.
Contoh :
1. Air tenang menghayutkan.(Orang pendiam tetapi berilmu banyak.)
2. Bermain air basah, bermain api hangus, bermain pisau luka.(Barang siapa
yang melakukan pekerjaan yang berbahaya/jahat, tentu akan kena akibatnya.)
3. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua.(Budi baik tidak akan dilupakan orang.)
4.Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya.(Jika besar penghasilan, besar juga pengeluarannya; tetapi jika kecil penghasilannya, kecil juga pengeluarannya.)
5. Bayang-bayang sepanjang badan.(Apa yang dikerjakan hendaklah disesuaikan dengan kekuatan diri sendiri.)
6. Setinggi-tinggi terbang bangau, hinggapnya ke kubangan juga.(Walupun kemana juga seseorang pergi, kelak tentu kembali ke negeri sendiri.)
7. Ringan sama dijunjung, berat sama dipikul.(Orang yang berkaum keluarga/bersahabat harus seiya sekata.)
8. Tak ada gading yang tak retak.(semua orang/sesuatu itu tentu ada kurang/celanya meskipun hanya sedikit.)
9. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.(Pelajaran yang tak sempurna dituntut, tidak ada gunanya.)
10.Ikut hati mati, ikut rasa binasa.(Barang siapa menurutkan hawa nafsu, tentu akan hancur.)
11. Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah.(Dalam sebarang kerja hendaklah selalu ingat benar.)
12.Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan.(Kasih ibu kepada anak tidak ada putus-putusnya, tetapi kasih anak kepada ibu kadang-kadang
sedikit.)
13. Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.(Dalam mengerjakan pekerjaan tidak perlu tergesa-gesa, harus ingat agar selamat.)
14.Barang siapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.(Siapa yang mencari tipu daya yang jahat untuk mencelakakan orang lain, biasanya dia jugalah yang mendapatkan kesusahan karena tipu dayanya itu.)
15. Mati-mati mandi air basah.(Melakukan sesuatu jangan kepalang tanggung.)
16. Murah dimulut, mahal di timbangan.(Banyak janji tetapi tak ditepati.)
17. Nasi sudah menjadi bubut.(Perbuatan salah yang terlanjur.)
18.Sebab nila setitik rusak susu sebelanga.(Karena kesalahan/cela yang sedikit, rusak kebaikan yang banyak.)

19. Ukur banyak di badan sendiri.(Mengukur kemampuan orang dengan kemampuan sendiri.)

20.Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari.(Kebaikan yang banyak hilang oleh kesalahan yang sedikit.
21. Besar pasak daripada tiang.(Belanja lebih besar daripada penghasilan.)
22.Pasar jalan karena diturut, lancar kaji karena diulang.(Pekerjaan yang biasa
dikerjakan tentu mahir.)
23. Rambut sama hitam, hati masing-masing.(Kesukaan setiap orang tidak sama.)
24.Tiada rotan akar pun jadi.(Jika tidak ada yang baik, yang kurang baik pun
dapat digunakan.)
25. Mati semut karena gula.(Manusia dapat dikuasai dengan kata-kata manis.)
2.2 Perumpamaan
Perumpamaan ialah sejenis peribahasa yang berisi perbandingan. Biasanya
menggunakan kata seperti kata : seperti, sebagai, laksana, bagai(kan), bak,dan
sebagainya.
Contoh :
1. Bagai air di daun talas.(Orang yang tak tetap pendirian.)
2. Seperti anak ayam kehilangan induk.(Suatu kaum/keluarga yang terpecah-pecah karena ditinggalkan oleh orang yang menjadi tempat bergantung.)
3. Seperti anjing berebut tulang.(Hal orang yang tamak memperebutkan harta.)
4. Bagai air dengan tebing.(Hal orang yang sangat kokoh bersahabat danbertolong-tolongan.)
5. Seperti bulan dengan matahari.(Hal orang yang sudah sepadan/sejodoh.)
6. Bagai bumi dengan langit.(Hal orang/barang yang jauh sekali bedanya.)
7. Laksana kera dapat bunga.(Hal orang yang tak tahu menghargai barang yang bagus.)
8. Hati bagai baling-baling.(Pikiran yang tidak tetap.)
9. Bagai hujan jatuh ke pasir.(Berbudi baik kepada orang yang tidak tahu membalas guna, tentu saja tak kehilangan baginya.)
10. Laksana burung dalam sangkar.( Seseorang yang terikat oleh keadaan.)
11. Bagai diiris dengan sembilu.(Hati yang sangat pedih.)
12.Bagai kerakap di atas batu, hidup enggan mati tak mau.(Hal orang yang sudah menderita sekali.)
13.Bagai api dengan asap. Bagai kuku dengan daging.(Kasih sayang yang sangatn akrab.)
14. Bagai kucing dibawakan lidi.(Hal orang yang dalam ketakutan.)
15.Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati.(Serba sulit dalam menentukan sikap/tindakan.)
16.Bagai menentang matahari.(Melawan pendapat orang yang lebih berkuasa tentu akhirnya kalah.)
17.Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk.(Orang yang berilmu tinggi tidak akan menyombongkan dirinya.)
18. Seperti pinang dibelah dua.(Hal dua orang yang serupa benar.)
19.Seperti pungguk merindukan bulan.(Mengharap-harapkan sesuatu yang tak mungkin tercapai.)
20. Bagai rambut dibelah tujuh. Bagai rambut dibelah seribu.(Sesuatu yang sangat sedikit/kecil.)
21. Bagai berumah di tepi tebing.(Selalu dalam kekhawatiran.)
22. Seperti rusa masuk kampung.(Keheran-heranan karena belum pernah melihat.)
23. Seperti api dalam sekam.(Kejahatan yang berlaku deangan diam-diam.)
24. Ditatang bagai minyak penuh.(Sangat dikasihi, dipelihara dengan hati-hati.)
25. Seperti telur di ujung tanduk.(Dalam keadaan yang mengkhawatirkan/ berbahaya.)

artinya : Tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti akan ada saja cacatnya

Makna,Ungkapan dan Frasa


Makna kata denotatif adalah makna yang tersurat dalam kamus atau makna lugas atau arti sebenarnya Contoh: Bunga mawar itu dipetik Sinta dan disuntingkan di rambutnya.
Makna konotatif adalah makna kiasan atau makna bukan sebenarnya.
Contoh: Hatiku berbunga-bunga setelah mendengar anakkujuara pertama. Berbunga-bunga mengandung makna bukan sebenarnya, yakni bergembira.

Ungkapan
Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang maknanya tidak dapat diturunkan dari makna kata-kata yang membentuknya, seperti buah mulut, mata hati, jantung hati, dan sebagainya. Contoh ungkapan dan artinya:
a. Akibat peristiwa kemarin, ia menjadi buah bibir di desanya.
Buah bibir = bahan pembicaraan
b. Walaupun banyak rintangan yang menghadang,Arman tetap berhati baja menyelesaikan permasalahannya sendiri.
Berhati baja = berpendirian teguh
c. Dimas adalah buah hati Pak Agus yang selalu dimanja.
Buah hati = anak kesayangan.

B. Sinonim dan Antonim
Sinonim adalah persamaan arti kata, sedangkan antonim adalah lawan arti kata. Perhatikan contoh berikut!
1. Nasib malang = nasib buruk >< nasib baik
2. Tewas = meninggal >< hidup

C. Frasa Atribut dan Frasa Atribut Berimbuhan Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak berpola S-P atau yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat karena merupakan perluasan dari satu inti.
Frasa selalu menduduki satu fungsi, yaitu sebagai subjek (S), sebagai predikat (P). sebagai objek (O), atau sebagai keterangan (K).
Contoh:Rumah bagus itu terkena gusuran dua minggu yang lalu
1. rumah bagus – frasa subjek
2. terkena gusuran – frasa predikat
3. dua minggu – frasa keterangan

D. Pembentukan Frasa Baru Kata baru dalam bahasa Indonesia bisa berasal dari kata asing maupun kata daerah. Perbendaharaan bahasa Indonesia diperkaya oleh kata dan istilah serapan yang berasal dari bahasa asing. Kata atau istilah baru tersebut dapat masuk dengan cara sebagai berikut:
1.  Adopsi, terjadi jika pemakai bahasa mengambil makna kata asing secara keseluruhan.Contoh: plaza, mall, hotdog
2. Adaptasi, terjadi jika pemakai bahasa hanya mengambil makna katanya, sedangkan ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan bahasa Indonesia.Contoh: provokator, reformasi
3. Terjemahan, terjadi jika pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dari bahasa asing dan kemudian dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.Contoh: uji coba, tumpang tindih, proyek rintisan

E. Ciri-Ciri Karangan
Semua jenis karangan memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda dengan lainnya.
1. Karangan narasi
a. Cerita berdasarkan imajinasi.
b. Bahasa yang digunakan tidakbaku.
c. Dihiasi dengan majas.
d. Berbahasa konotasi.
e. Bersifat polyinterpretable.

2. Karangan deskripsi
a. Teliti dan cermat rinciannya.
b. Tidak emosional cara penyajiannya.
c. Menggunakan pola urutan tertentu.
d. Kalimat yang digunakan tidak hanya merangsang satu indra.

3. Karangan eksposisi
a. Berupa paparan terhadap sesuatu objek.
b. Bersifat objektif.
c. Pola penutup berupa penegasan.

4. Karangan argumentasi
a. Memuat data-data yang bersifat objektif.
b. Kejadian-kejadian berupa fakta/bersifat fakta.
c. Bersifat objektif.
d. Berupa pendapat yang disertai alasan yang logis.

F.  Penulisan Kerangka Karangan Penulisan kerangka karangan dapat disusun berdasarkan tipe alamiah dan logis.
1. Tipe alamiah disusun berdasarkan urutan peristiwa
a. Urutan ruang/tempat dari muka ke belakang, dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dari urutan utara ke selatan, dan seterusnya.Contoh: Menjelaskan tentang sebuah candi dapat digambarkan dari keadaan dasar candi, tengah, menuju ke atas.
b. Urutan waktu Contoh: Menerangkan tentang sejarah Candi Borobudur pada zaman dahulu, fungsi untuk zaman sekarang, dan seterusnya.
2. Tipe logis disusun berdasarkan pikiran manusia dalam menghadapi permasalahan yang akan ditulisTipe logis dapat dibedakan menjadi:
(a) sebab-akibat, (b) akibat-sebab, (c) umum-khusus, (d)khusus-umum, dan (e) klimaks ke antiklimaks.


Idiom/UNGKAPAN DAN PERIBAHASA

Idiom/UNGKAPAN DAN PERIBAHASA
UNGKAPAN
Contoh 1
(a) Asri, silakan angkat topimu!
(b) Aku angkat topi atas keberhasilan-mu dalam meraih cita-cita.

Kata angkat topi pada

- contoh kalimat (a) mempunyai makna mengangkat topi, sedangkan

Kata angkat topi pada contoh kalimat (b) bermakna memberikan pujian; salut.

Contoh 2

(a) Selama Ibu dan Bapak pergi, kamu harus menjaga rumah.

(b) Saat berbicara, kita harus dapat menjaga perasaan orang.

Kata menjaga pada contoh kalimat (a) bermakna menunggui, sedangkan kata menjaga pada kalimat (b) bermakna memelihara; tidak menyinggung.

Simpulan

Ungkapan atau idiom ð kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus
MACAM-MACAM UNGKAPAN
1. Ungkapan dengan bagian tubuh
2. Ungkapan dengan indra
3. Ungkapan dengan nama warna
4. Ungkapan dengan nama benda alam
5. Ungkapan dengan nama binatang
6. Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
7. Ungkapan dengan kata bilangan

1. Ungkapan dengan bagian tubuh

Contoh:

a. Jeng Sri memang tinggi hati. (sombong)

b. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah. (marah)

c. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)

2. Ungkapan dengan indra

Contoh:

a. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)

b. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)

c. Karena mata gelap, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)

3. Ungkapan dengan nama warna
Contoh:
a. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati)
b. Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka. masih bayi)

3. Perjanjian itu haruslah dibuat hitam di atas putih supaya ada bukti. (tertulis)

4. Ungkapan dengan nama benda alam
Contoh:

1. Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang lapangan. (pemain yang baik).
2. Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya. (dibumbui; dihiasi)
3. Jangan lekas percaya akan kabar angin itu. (kabar yang belum pasti; desas-desus)

5. Ungkapan dengan nama binatang
Contoh:
a. Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan di kelas. (orang yang dipersalahkan)

2. Maaf, aku tak sudi kaujadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh untuk kepentinganmu)
3. Dasar kau berotak udang, soal semudah ini saja kau tak mengerti. (bodoh)

6. Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan

Contoh:

1. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar)

2. “Gema Tanah Air” sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku yang berisi kumpulan karangan beberapa orang)
3. Segala pekerjaannya hampir tak ada yang berbuah. (berhasil)

7. Ungkapan dengan kata bilangan
Contoh:
a. Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan (tidak sungguh-sungguh)

2. Janganlah seperti pepatah: Masuk tiga keluar empat. (pengeluaran lebih besar daripada penghasilan)
3. Keduanya telah mengadakan pertemuan empat mata kemarin. (pertemuan rahasia)

PERIBAHASA
1. kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu.
2. Ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas, padat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Jenis Peribahasa
· Pepatah
· Perumpamaan
· Pemeo
· Ungkapan

1. Pepatah

Jenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua-tua.

Contoh:

a. Air tenang menghayutkan (orang pendiam, tetapi berilmu banyak)

b. Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah. ( dalam melakukan suatu pekerjaan hendaknya selalu berhati-hati)

3. Perumpamaan
Jenis peribahasa yang berisi perbandingan yang menggunakan kata seperti, bagai, bak, laksana, dll.
Contoh:

a. Seperti pungguk merindukan bulan. (mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai)

b. Laksana burung dalam sangkar. (seseorang yang terikat oleh keadaan)

4. Pemeo
Jenis peribahasa yang biasanya digunakan untuk semboyan.

Contoh:

a. Esa hilang, dua terbilang. (terus berusaha hingga tercapai cita-cita)

b. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. (seia sekata atau bersatu padu)

5. Ungkapan
Gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.

Contoh:

a. Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)

b. Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri)

Latihan Soal :
1. Perundingan antara kelompok pemberontak dengan pemerintah menemui jalan buntu. Maksud ungkapan jalan buntu pada kalimat tersebut adalah ….
a. tidak ada penyelesaian
b. perundingan dibatalkan
c. Banyak pihak yang tidak hadir
d. tidak menghasilkan kesepahaman
2. Anjas, anak yang suka mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain. Bahkan hal yang sepele pun sering dibesar-besarkan. Kelemahan dan kesalahan orang seolah-olah menjadi objek yang menarik baginya, sedangkan kelemahan dan kesalahan dirinya ditutup-tutupi.
Peribahasa yang tepat untuk melukiskan sifat Anjas adalah …
a. Lempar batu sembunyi tangan.
b. Bagai katak dalam tempurung.
c. Memercik air didulang terpecik muka sendiri.
d. Kuman di seberang lautan tampak gajah di pelupuk mata tak tampak.
3. Janganlah engkau berkaki pada orang tuamu terus-menerus. Makna ungkapan pada kalimat tersebut adalah .…
a. mempunyai kaki
b. selalu bergantung pada …
c. tidak taat pada …
d. menyakiti hati
4. Iwan anak yang kurang disukai teman-temannya sekelas. Iwan selalu menyombongkan akan kemampuannya bermain bola basket. Pada saat pertandingan antar kelas, ketua kelas memasang Iwandalam tim basket kelasnya. Ternyata Iwan membawa bola pun tak bisa.
Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kondisi tersebut adalah .…
a. besar pasak daripada tiang
b. air beriak tanda tak dalam
c. air tenang menghanyutkan
d. bagai air di daun talas
5. Orang tua itu terpaksa … melihat kelakuan anaknya yang nakal.Ungkapan yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah .…
a. mengurut dada
b. menepuk dada
c. melapangkan dada
d. membusungkan dada

6. Sebagai seorang anak, Arifin tidak pernah menyusahkan kedua orang tuanya. Dia satu-satunya buah hati keluarga Bapak Irfan.
Ungkapan buah hati dalam paragraf tersebut berarti .…
a. anak kesayangan
b. anak yang baik
c. anak yang sopan
d. anak berbudi
7. Berbagai lapisan masyarakat … korban bencana alam di Aceh.Ungkapan yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah …
a. tepuk tangan
b. berpangku tangan
c. turun tangan
d. bertangan dingin
8. Aku tidak ada apa-apanya jika tidak berilmu. Harta tiada, rupa biasa-biasa saja. Itulah hartaku yang paling mahal di samping buku. Harta itulah sumber pengabdianku kepada murid-muridku.
Ilustrasi tersebut dapat diperibahasakan dengan …
a. Ilmu adalah harta yang tak ternilai.
b. Merendah bukan berarti untuk direndahkan.
c. Ilmu dan harta adalah cita-cita semua orang.
d. Ilmu itu pelita hati.


1. Idiom
Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Berikut ini adalah beberapa contoh idiom dengan artinya :

- cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
- kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
- jago merah = api dalam kebakaran
- kupu-kupu malam = wanita penghibur atau pelacur komersial
- ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
- hidung belang = pria yang merupakan pelanggan psk atau pekerja seks komersil


2. Peribahasa
Peri bahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah beberapa contoh peribahasa dengan artinya :
- Di mana bumi dipijak di sana langit di junjung
artinya : jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan toleransi dengan budaya setempat.
- Tiada rotan akar pun jadi
artinya : tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa.
- Buah yang manis biasanya berulat
artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan.
- Tak ada gading yang tak akan retak
artinya : Tidak
Kalimat berita dan Kalimat Larangan
KALIMAT BERITA NEGATIF DAN KALIMAT LARANGAN

Kalimat Berita Negatif / Kalimat Ingkar
· Merupakan kalimat berita yang ditandai oleh kata “tidak” atau “bukan”.
· Kata tidak + kata kerja + tetapi + kata kerja
· Kata bukan + kata benda + melainkan + kata benda.
Kata bukan dipakai untuk hal-hal berikut :
- Untuk menyatakan suatu maksud yang berlainan dengan pernyataan yang sebenarnya (dipakai untuk menyangkal).
Contoh:
Gedung itu dihancurkan oleh amukan massa, bukan gempa.
- Untuk kata-kata yang berarti lancung atau gadungan
Contoh:
Apa ini ? Gempa bukan, longsor bukan.
- Untuk menyatakan amat atau sangat.
Contoh:
Bukan main indahnya bunga itu ?
- Untuk menguatkan dugaan pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Ini peristiwa langka, bukan ?
Kalimat Larangan
· Kalimat yang isinya memerintahkan orang lain supaya tidak melakukan sesuatu atau berisikan cegahan sehingga seseorang tidak berbuat sesuatu.
· Biasanya ditandai dengan kata:
- jangan
- dilarang
- tidak boleh

Tulisan ~ diakhiri dengan tanda seru ( ! )
Lisan ~ disertai tekanan keras diakhir kalimat.
Contoh :
• Anak-anak, jangan ganggu orang gila itu, kasihan !
• Andi tidak boleh jajan es pagi-pagi, nanti kamu sakit perut !

Contoh Soal :
1. (1) Malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih. (2) Gempa bumi acapkali merenggut banyak korban jiwa, tetapi kejadian itu sulit dideteksi. (3) Buktinya, di negara super modern seperti Jepang pun sampai saat ini selalu terjadi gempa. (4) Badan meteorologi dan geofisika terus melakukan berbagai upaya.
Kalimat berita negatif pada paragraf di atas terdapat pada nomor ….
a. (1) c. (3)
b. (2) d. (4)

PEMBAHASAN
Kalimat berita negatif ditandai dengan kata tidak / tak.
Jawaban A
2. (1) Dalam perjalanan pulang, kedua peristiwa itu tidak hilang dari ingatanku. (2) Alangkah bijaksananya, seandainya si kaya itu makan secukupnya saja tidak berlebihan. (3) Rupanya ia terlalu banyak mendewakan perutnya. (4) Ia tidak sadar telah mengurangi hidupnya dengan kelahapannya itu.
Kalimat berita negatif terdapat pada kalimat ….
a. 1 , 2 , dan 3 c. 1 , 3 , dan 4
b. 1 , 2 , dan 4 d. 2 , 3 , dan 4
PEMBAHASAN
Kalimat berita negatif ditandai dengan kata tidak.
Jawaban B

3. Siswa kelas I SMP mendapat tugas membaca salah satu roman di perpustakaan dan melaporkan hasilnya kepada guru Bahasa Indonesia. Ketika sedang membaca tiba- tiba ada siswa masuk dan berbicara dengan keras sehingga ruang perpustakaan menjadi gaduh.
Kalimat larangan yang sesuai dengan ilustrasi tersebut di atas adalah …
a. Anda masuk ke sini mau apa?
b. Anda tidak boleh ribut di ruangan ini!
c. Bisakah Anda diam di ruangan ini?
d. Maaf ruangan ini hanya untuk belajar!
PEMBAHASAN
Kalimat larangan ditandai dengan kata : jangan, tidak boleh, dilarang dsb.
Jawaban B

4. Ima : ”Er, apakah kamu melihat lomba cerdas cermat di televisi kemarin ?”
Era : ”Oh, tidak !”
Ima : ”Salah satu pesertanya sekolah kita”
Era : ”Kalau begitu, sekolah kita pasti keluar sebagai juaranya, ya ?”
Ima : “….”
Kalimat berita negatif yang tepat untuk melengkapi dialog di atas adalah …
a. Salah, sekolah kita hanya juara ketiga.
b. Sekolah kita tidak menjadi juara.
c. Sekolah kita kalah bersaing dengan sekolah lain.
d. Benar, sekolah kita menjadi juara.
PEMBAHASAN
Kalimat berita negatif ditandai dengan kata tidak atau bukan.
Jawaban B

5. Ketika guru masuk ke dalam kelas, ada seorang siswa yang sedang mengunyah permen karet. Guru tersebut menghendaki agar muridnya tidak mengunyah permen karet di dalam kelas. Kalimat larangan yang paling sesuai dengan ilustrasi di atas adalah …
a. Sebaiknya, jangan mengunyah permen karet di dalam kelas!
b. Bapak menghendaki kalian tidak makan.
c. Dilarang makan permen di dalam kelas!
d. Di dalam kelas tidak boleh mengunyah!
PEMBAHASAN
Kalimat larangan ditandai dengan kata : jangan, tidak boleh, dilarang.
Jawaban A

6. Ibu : ”Coba ambilkan obat itu…,Nak! Ibu tak kuat rasanya”
Anak : ”Ini Bu, tenanglah. Ibu mesti istirahat.
Ibu : ”Sudah lama rasanya Ibu terbaring begini, Nak ! Merepotkan, padahal kau harus ujian. Heh…kalau
ayahmu masih ada…”
Anak : ”Sudahlah Bu….”
Kalimat larangan yang tepat diucapkan anak untuk melengkapi percakapan di atas adalah …
a. Jangan ibu susah, Bu?
b. Jangan memikirkan ayah lagi!
c. Jangan disusahkan lagi!
d. Jangan memikirkan yang aneh-aneh!

PEMBAHASAN
Kalimat larangan yang sesuai “Jangan memikirkan ayah lagi!”
Jawaban B

7. Yang bukan merupakan kalimat berita negatif adalah …
a. Anak-anak sedang bermain di halaman.
b. Orang itu bukan pejabat.
c. Saya tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
d. Mereka tidak pergi keluar kota.
PEMBAHASAN
Kalimat berita negatif ditandai dengan kata: bukan, tidak.
Jawaban A
8. (1) Ibu melarang kakak membuang sampah ke sungai.
(2) Pak Karim menasihati Burhan agar jangan berkelahi lagi.
(3) Kalian tidak boleh mengotori buku Bahasa Indonesia!
(4) Guru Bahasa Indonesia melarang siswa mengotori buku Bahasa Indonesia.
(5) Jangan membuang sampah sembarangan!
Kalimat larangan terdapat pada kalimat ….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (4)
c. (1) dan (3)
d. (3) dan (5)
PEMBAHASAN
Kalimat larangan ditandai dengan kata : tidak boleh, jangan.
Jawaban D
9. Kalimat yang menyatakan penyangkalan adalah …
a. Bukan dia yang sedang kami cari.
b. Rumah kami dekat pinggir jalan.
c. Setiap hari Alam pergi ke sekolah.
d. Saya sanggup mengerjakan tugas tersebut sekarang.
PEMBAHASAN
Kalimat ingkar atau sangkalan ditandai dengan kata “bukan”
Jawaban A

10. Hasan tidak pergi ke Bandung … pergi ke Cianjur.
Kata-kata yang tepat untuk melengkapi kalimat penyangkalan di atas adalah ….
a. sedangkan
b. namun
c. melainkan
d. bukan
PEMBAHASAN
Kalimat ingkar atau penyangkalan dengan kata tidak + kata kerja + melainkan + kata kerja.
Jawaban C

11. Kalimat larangan yang santun adalah …
a. Jangan merokok, berbahaya!
b. Tidak boleh jajan sembarangan!
c. Sebaiknya kamu tidak membawa makanan ke dalam kelas!
d. Dilarang bekerja sama ketika kalian sedang ulangan!
PEMBAHASAN
Kalimat larangan yang santun dengan menggunakan kata “sebaiknya”
Jawaban C

12. Kalimat larangan yang disertai dengan alasan adalah …
a. Jangan diam saja, bantu adikmu!
b. Tidak boleh membuang sampah sembarangan!
c. Dilarang mencoret-coret tembok!
d. Jangan berisik, nanti adikmu bangun!
PEMBAHASAN
Kalimat larangan ditandai dengan kata : jangan, tidak boleh, dilarang
Jawaban D

MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI

MAKNA DENOTASI DAN KONOTASI

Makna denotasi
Merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus.
Contoh :
Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Makna konotasi
Merupakan makna kiasan atau makna yang timbul setelah disusun dalam kalimat.
Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu :
• Konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan.
• Konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.

Contoh soal
1. Akibat hujan dan angin ribut, pohon di depan rumahku….
Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah….
a. roboh
b. jatuh
c. tumbang
d. runtuh
PEMBAHASAN
n Kata roboh bermakna runtuh (rumah, tembok).
n Kata jatuh bermakna tidak dapat bertahan lagi, kalah, luntur imannya.
n Kata tumbang bermakna jatuh, rebah ( pohon, tanaman, dsb)
n Kata runtuh bermakna roboh karena rusak ( bangunan).
n Jawaban C

2. Kalimat yang mengandung makna konotasi positif adalah….
a. Penjahat itu telah mampus ditembak oleh polisi.
b. Bini Mang Udin telah melahirkan.
c. Istrinya yang belia telah mengandung.
d. Ibu Tinah sedang bunting tujuh bulan.
PEMBAHASAN
n Konotasi positif merupakan kata yang berkonotasi baik.
n Kata istri dan mengandung~ berkonotasi baik.
n Jawaban C

3. Anak itu berangkat besar ketika ayahnya pergi ke Jepang.
Kata yang bermakna konotasi dalam kalimat di atas adalah….
a. Anak
b. Berangkat
c. Ayah
d. pergi
PEMBAHASAN
n Kata bermakna konotasi merupakan kata yang bermakna kias atau makna bukan yang sebenarnya.
n Kata “berangkat” bermakna beranjak atau mulai menjadi.
n Jawaban B
4. Kalimat yang di dalamnya mengandung kata bermakna konotasi adalah….
a. Bunga melati tumbuh subur di halaman rumahku.
b. Tolong, simpankan bunga itu di tempat yang aman.
c. Bunga tiruan banyak dijual di swalayan.
d. Bunga desa itu sudah menjadi karyawan bank.
PEMBAHASAN
n Kata berkonotasi merupakan makna kias.
n Kata “bunga desa” bermakna sesuatu yang dianggap cantik.
n Jawaban D

5. Gedung pencakar langit itu berdiri di kawasan metropolitan. Di daerah ini pemerintah melarang penduduk mendirikan rumah mewah maupun wisma indah sebagai tempat tinggal. Hal itu telah diatur sesuai dengan rencana tata kota.Namun demikian masih ada masyarakat yang nekat mendirikan gubuk-gubuk di belakang kemegahan gedung itu.
a. Gedung
b. Rumah
c. Wisma
d. gubuk

PEMBAHASAN
n Kata berkonotasi positif adalah kata yang bermakna lebih sopan atau lebih halus.
n Kata “wisma” bermakna bangunan untuk tempat tinggal.
n Kata “gubuk” bermakna rumah kecil ( biasanya kurang baik dan bersifat sementara)~ Konotasi negatif.
n Jawaban C

6. Kalimat yang menggunakan kata berkonotasi negatif adalah….
a. Sebagai seorang istri harus pandai menyenangkan suami.
b. Biaya pemakaman para korban bencana alam ditanggung pemerintah setempat.
c. Para wanita tuna susila bekerja akibat tuntutan kebutuhan ekonomi.
d. Selama meringkuk di penjara, Roy berubah menjadi pendiam.
PEMBAHASAN
n Kata berkonotasi negatif adalah kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.
n Kata “istri” dan “suami”~ konotasi positif
n Kata”pemakaman” ~ Konotasi positif
n Kata”wanita tuna susila” ~ konotasi positif
n Kata “penjara” ~ bangunan tempat mengurung orang hukuman (bui)~konotasi negatif
n Jawaban D
7. Pengambilan darah dilakukan pada donor darah yang telah memenuhi persyaratan. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan alat-alat sekali pakai yang steril dengan sistem tertutup.
Makna denotasi kata steril pada paragraf di atas adalah….
a. Bersih dari kotoran
b. Bebas dari penyakit
c. Bebas dari kuman
d. Bebas dari hama.
PEMBAHASAN
n Kata “steril” bermakna bebas dari kuman.
n Jawaban C

8. Koperasi memberikan kredit kepada anggotanya yang membutuhkan, terutama untuk kegiatan produksi.
Makna kata “produksi” pada kalimat di atas adalah….
a. Mengeluarkan barang
b. Menyalurkan barang
c. Pembuatan barang
d. Pemasaran barang.
PEMBAHASAN
n Kata “produksi” bermakna pembuatan barang.
n Jawaban C

9. Walaupun dia seorang…pabrik dan istrinya seorang…, dia bercita-cita ingin menyekolahkan anaknya setinggi mungkin.
Kata-kata berkonotasi negatif untuk melengkapi kalimat di atas adalah….
a. Karyawan – pembantu
b. Pegawai – babu
c. Buruh – pembantu
d. Buruh - babu
PEMBAHASAN
n Kata berkonotasi negatif merupakan kata yang bermakna kurang sopan atau kurang halus.
n Kata “buruh” dan Kata “babu” ~ konotasi kurang sopan.
n Jawaban D

10. Hutan lindung berfungsi sebagai penampung air di musim hujan dan turut menentukan suhu udara di daerah sekitarnya.Namun masih ada segerombolan orang yang suka menebang demi keuntungan pribadi.
Di antara kata-kata dalam paragraf di atas yang bermakna konotasi negatif adalah….
a. Hutan lindung
b. Turut menentukan
c. Segerombolan orang
d. Suka menebang
PEMBAHASAN
n Kata “gerombolan” bermakna kawanan pengacau / perusuh.
n Jawaban C

11. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata bermakna konotasi adalah….
a. Harga kambing hitam itu sangat mahal.
b. Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam.
c. Kambing hitam kesayangannya akan dijual ayahnya.
d. Dalam upacara adat itu dikorbankan seekor kambing hitam.

PEMBAHASAN
n Makna konotasi merupakan makna kias.
n Kata “kambing hitam” ~ kambing berwarna hitam.(a, c, d )
n Kata “kambing hitam” (b) bermakna yang dipersalahkan.
n Jawaban B

12. Kalimat yang berkonotasi baik adalah….
a. Tiga pahlawan reformasi telah gugur lima tahun yang lalu.
b. Bapak Budi, ketua RT Kampung Sukatani akit keras tiga bulan yang lalu.
c. Maman, sopir tetangga sebelah, mati tertabrak mobil tiga hari yang lalu.
d. Perampok itu mampus sewaktu menjarah barang-barang di toko.

PEMBAHASAN
n Kata berkonotasi baik adalah kata yang memiliki makna yang dirasakan lebih sopan atau lebih baik.
n Kata “gugur” bermakna mati dalam pertempuran.
n Jawaban A

13. Karena seringnya menolong warga yang kesusahan, mantan lurah itu tetap dihormati oleh masyarakat.
Kata berkonotasi dalam kalimat di atas adalah….
a. Warga
b. Mantan
c. Lurah
d. masyarakat.
PEMBAHASAN
n Kata berkonotasi adalah kata bermakna kias.
n Kata “mantan” lebih baik/ lebih sopan daripada kata bekas.
n Jawaban B

14. Kalimat yang menggunakan konotasi positif adalah….
a. Banyak gelandangan tidur di bawah jembatan.
b. Para tunawisma dipersilakan kembali kedaerah asalnya.
c. Andi memberi pengemis itu uang dan makanan.
d. Dari tadi Fitri memandangi orang gila di halaman rumahnya.
PEMBAHASAN
n Kata berkonotasi positif atau baik merupakan kata yang memiliki mana lebih baik atau lebih halus.
n Kata “tunawisma” bermakna orang yang tidak mempunyai tempat tinggal~ lebih halus dibandingkan dengan kata gelandangan, pengemis, orang gila.
n Jawaban B

15. Gubuk-gubuk di pinggiran rel kereta api diobrak-abrik oleh petugas keamanan daerah.
Kata-kata dalam kalimat tersebut terdapat kata yang berkonotasi rendah adalah….
a. Gubuk
b. Pinggiran
c. Obrak-abrik
d. petugas
PEMBAHASAN
n Kata berkonotasi negatif adalah kata-kata yang bermakna kurang halus atau kurang sopan.
n Kata gubuk bermakna rumah kecil ( biasanya kurang baik dan bersifat sementara) ~ konotasi negatif.
n Jawaban A